Tuesday, January 29, 2013

6. HUKUM KOPI LUAK

Pertanyaan:
‎.kotoran kan najis dn haram dmkan .!!
nah klo kopi luwak tu gmn ya,??????
. kangmba’yu , kasih pnjlsan ya ,.!
sukron

Jawaban:

 Ketentuan Umum:
Dalam fatwa ini, yang dimaksud Kopi Luwak adalah:“kopi yang berasal
dari buah kopi yang dimakan oleh luwak(paradoxarus hemaproditus) kemudian 
keluar bersama kotorannya dengan syarat:
1. Biji kopi masih utuh terbungkus kulit tanduk
2. Dapat tumbuh jika ditanam kembali

Ketentuan Hukum:
1. Kopi luwak sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum adalah 
mutanajis(barang yang terkena najis), bukan najis
2. Kopi luwak sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum adalah halal
setelah disucikan
3. Mengonsumsi kopi luwak sebagaimana angka 2 hukumnya boleh
4. Memproduksi dan memperjualbelikan kopi luwak hukumnya boleh

Kaidah Fiqih Masalah ini

a. Asal makanan adalah halal

Hukum asal segala jenis makanan baik dari hewan maupun tumbuhan, dari laut
atau daratan adalah halal, sampai ada dalil yang mengharamkannya.
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat 
di bumi.” (QS. al-Baqoroh[2]:168)

b. Hukum itu berputar bersama sebabnya

“Hukum itu berputar bersama sebabnya, ada dan tidaknya”
Dalam masalah kopi luwak, alasan yang melarangnya adalah adanya najis.
Namun, ketika najis tersebut sudah hilang dan dibersihkan maka hukumnya 
menjadi suci.

c. Istihalah

“Benda najis apabila dibersihkan dengan pembersih apapun maka menjadi suci”
(Majmu’ Fatawa 21/474)

Tatkala biji kopi yang bercampur dengan kotoran tersebut memang sudah dibersihkan,
kenapa masih dipermasalahkan lagi?!

Ada juga beberapa masalah yang mirip dengan masalah ini seperti yang dikatakan
para ulama fiqih yang menerangkan jika ada hewan memakan biji tumbuhan kemudian 
dapat dikeluarkan perut, jika kondisinya tetap , sehingga ditanam dapat tumbuh,
maka tetap suci, tetapi harus disucikan bagian luarnya karena terkena najis.
Juga masalah telur yang ada dalam bangkai ayam, apakah najis atau tidak, pendapat
yang kuat adalah, apabila telur sudah berkulit dan terpisah maka hukumnya suci.

Saya pribadi mengikuti ulama yang berpendapat kopi luwak yang bercampur dengan
kotoran jika memang sudah dibersihkan, maka hukumnya suci dan halal
Jika anda ragu, tinggalkan saja. Namun barang siapa mengharamkan maka dia 
dituntut untuk mendatangkan dalil yang akurat. Bagaimana dengan anda?
Wallahu’alam

Dammam, 24/11/2012

sumber: LPPOM MUI,

Jawaban Lain:

 Wa’alaikum salam
Kopi luwak adalah kopi yang berasal dari kopi yang dimakan oleh luwak kemudian keluar bersama kotorannya, dalam literatur kitab-kitab fiqih dijelaskan :

“ jika ada biji yang dimakan oleh hewan kemudian dikeluarkan bersamaan dengan kotorannya, maka biji tersebut dihukumi mutanajis ( terkena najis ) yang masih bisa dimanfaatkan setelah disucikan bagian luarnya jika memang biji tersebut masih keras sekiranya jika ditanam masih bisa tumbuh, sedangkan jika biji tersebut sudah tidak keras lagi sekiranya jika ditanam tak akan bisa tumbuh, maka biji tersebut dihukumi najis “

Dari ketentuan hukum diatas dapat diambil kesimpulan jika setelah diadakan penelitian biji kopi yang keluar dari luak sudah tidak keras lagi maka dihukumi najis, dan jika keluar masih keras maka dihukumi mutanajis, dengan artian setelah disucikan bagian luarnya boleh dikonsumsi.

Namun setelah diadakan penelitian dari LP POM MUI yang dipaparkan dalam Rapat Komisi Fatwa MUI tanggal 14 Juli 2010 dinyatakan bahwa biji kopi yang keluar dari luak tidak berbah, dan masih tumbuh jika ditanam, berdasar penelitian ini bisa dipastikan bahwa biji kopi luak dihukumi mutanajis, yang setelah disucikan boleh dikonsumsi.Wallohu a’lam.

Referensi :
1. Al Majmu’, Juz : 2 Hal : 573
2. Nihayatul Muhtaj, Juz : 1 Hal : 240
3. Hasyiyah Asy Syarwani Ala Tuhfatul Muhtaj, Juz : 1 Hal : 294
4. I’anatut Tholibin, Juz : 1 Hal : 99
5. Nihayatuz Zain, Hal : 40

Ibarot :

Al Majmu’, Juz : 2 Hal : 573

السادسة : قال أصحابنا رحمهم الله إذا أكلت البهيمة حبا وخرج من بطنها صحيحا فإن كانت صلابته باقية بحيث لو زرع نبت فعينه طاهرة لكن يجب غسل ظاهره لملاقاة النجاسة لانه وان صار غذاءا لها فمما تغير إلى الفساد فصار كما لو ابتلع نواة وخرجت فإن باطنها طاهر ويطهر قشرها بالغسل وإن كانت صلابته قد زالت بحيث لو زرع لم ينبت فهو نجس ذكر هذا التفصيل هكذا القاضي حسين والمتولي والبغوي وغيرهم

Nihayatul Muhtaj, Juz : 1 Hal : 240

وقيء: اتفاقا وهو الراجع بعد الوصول إلى المعدة ولو ماء وإن لم يتغير كما قالاه، والمراد بذلك وصوله لما جاوز مخرج الحرف الباطن من ذلك لأنه باطن فيما يظهر.
نعم لو رجع منه حب صحيح صلابته باقية بحيث لو زرع نبت كان متنجسا لا نجسا، ويحمل كلام من أطلق نجاسته على ما إذا لم يبق فيه تلك القوة.
ومن أطلق كونه متنجسا على بقائها فيه كما في نظيره من الروث، وقياسه في البيض لو خرج منه صحيحا بعد ابتلاعه بحيث تكون فيه قوة خروج الفرخ أن يكون متنجسا لا نجسا.

Hasyiyah Asy Syarwani Ala Tuhfatul Muhtaj, Juz : 1 Hal : 294

قول المتن (وقيء) وهو الراجع بعد الوصول إلى المعدة ولو ماء وإن لم يتغير كما قالاه والمراد بذلك وصوله لما جاوز مخرج الحرف الباطن؛ لأنه باطن فيما يظهر نعم لو رجع منه حب صحيح صلابته باقية بحيث لو زرع نبت كان متنجسا لا نجسا وقياسه في البيض لو خرج منه صحيحا بعد ابتلاعه بحيث تكون فيه قوة خروج الفرخ أن يكون متنجسا لا نجسا

I’anatut Tholibin, Juz : 1 Hal : 99

قول المتن (وقيء) وهو الراجع بعد الوصول إلى المعدة ولو ماء وإن لم يتغير كما قالاه والمراد بذلك وصوله لما جاوز مخرج الحرف الباطن؛ لأنه باطن فيما يظهر نعم لو رجع منه حب صحيح صلابته باقية بحيث لو زرع نبت كان متنجسا لا نجسا وقياسه في البيض لو خرج منه صحيحا بعد ابتلاعه بحيث تكون فيه قوة خروج الفرخ أن يكون متنجسا لا نجسا

Nihayatuz Zain, Hal : 40

وقيء معدة: ولو بلا تغير والمراد بذلك الراجع بعد الوصول إلى ما جاوز مخرج الحرف الباطن وهو الحاء المهملة نعم لو رجع منه حب صحيح صلابته باقية بحيث لو زرع نبت كان متنجسا لا نجسا وكذا لو ابتلع بيضا بقشره فتقيأه كما هو فإن كان بحيث لو حضن لفرخ فهو متنجس يطهر بالغسل وإلا فنجس

Oleh Siroj Munir di Fiqh Kontemporer
http://fiqhkontemporer99.blogspot.com/2012/07/kopi-luwak.html


6. HUKUM KOPI LUAK

No comments:

Post a Comment