posted by : Tentara Kecil Ku
PENGERTIAN
TAWASSUL
التوسل بأحباب الله هو جعلهم واسطة الى الله تعالى في قضاء الحوائج لما
ثبت لهم عنده تعالى من القدر و الجاه مع العلم بأنهم عبيد و مخلوقون و لكن الله قد
جعلهم مظاهر لكل خير و بركة و مفاتيح لكل رحمة
Tawassul
adalah memohon kepada allah melalui perantara orang–orang yang dicintai Nya,
seperti para nabi,para wali, disebabkan mereka adalah orang-orang yang telah
diridloi dan telah diberi derajat yang tinggi di sisi Allah .
Berdoa dengan bertawassul artinya
memohon kepada Allah dengan menyebutkan sesuatu yang dicintai dan diridlai
Allah. Contoh jika kita ingin mendapatkan ampunan Allah, kemudian kita berdoa,
“Ya Allah, berkat Nama-Mu rahmân dan ghafûr, ampunilah segala
kesalahanku.”atau “Ya Allah, berkat kebesaran Nabi-Mu Muhamad SAW, mudahkanlah
segala urusanku yang Engkau ridlai.”
Seseorang yang bertawassul berarti
mengakui bahwa dirinya penuh kekurangan. Dengan segala kekurangannya tersebut,
dia sadar bahwa doanya sulit dikabulkan. Artinya tawassul adalah salah satu
bentuk ungkapan rasa tawadlu’ seorang hamba di hadapan Tuhannya.Oleh Karena
itu, ia meminta syafaat kepada sesuatu atau seseorang yang -menurut prasangka
baiknya- dicintai Allah. Inilah hakekat tawassul.
DALIL TAWASSUL
Secara umum dalil tawassul adalah firman
Allah :
ياَأَيُّهَا
الَّذِيْنَ اَمَنُوْا اِتَّقُوْا الله وَابْتَغُوْا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ (
المائدة :35 )
Hai orang – orang yang
beriman, bertakwalah kepada allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya
(QS Al-Mâ`idah: 35)
Ibnu abbas berkata : yang di maksud
wasilah adalah segala hal yang di tujukan untuk mendekatkan diri kepada allah”.
MACAM-MACAM TAWASSUL
Pembagian Tawasul Secara Garis Besar
Secara garis besar tawassul terbagi dua
:
- Tawassul dengan amal shalih
- Tawassul dengan orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah seperti Nabi, para wali, orang shalih, para syuhada’, dan lain-lain.
Mereka yang tidak memahami alasan
mengapa seseorang bertawassul dengan orang lain akan menuduhnya telah berbuat
syirik. Tuduhan semacam ini tidak hanya salah, tetapi sangat berbahaya. Perlu
diketahui bahwa bertawassul dengan orang lain sebenarnya bertawassul dengan
amal shalih sendiri.
Ketika seseorang bertawassul dengan
orang lain, pada saat itu ia berprasangka baik kepadanya dan meyakini bahwa
orang tersebut adalah seorang shalih yang mencintai Allah dan dicintai Allah.
Ia menjadikan orang tersebut sebagai wasilah (perantara) karena ia
mencintainya. Dengan demikian, sebenarnya ia sedang bertawassul dengan cintanya
kepada orang tersebut. Ketika seseorang mengucapkan, “Ya, Allah, demi kebesaran
Rasul-Mu Muhammad SAW.”berarti ia sedang bertawassul dengan cintanya kepada
Nabi Muhammad SAW. Atau orang
berkata,”Ya Allah, berkat Imam Ghazali…” berarti ia sedang bertawassul dengan
cintanya kepada Imam Ghazali. Kita semua tahu, bahwa cinta kepada Allah, cinta
kepada Rasul-Nya serta kepada orang-orang yang shalih merupakan amal yang
sangat mulai. Dalam shahih Bukhari
diceritakan bahwa seorang Badui datang menemui Rasulullah SAW dan berkata , “Ya
Rasulallah, Kapan kiamat tiba ?” “Apa yang kamu persiapkan untuk
mneghadapinya?” jawab Rasulullah SAW. “Aku tidak mempersiapkan apa-apa, hanya
saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya” jawab badui tersebut. Rasulullah SAW
lantas bersabda :
إنك مع من أحببتَ
Sesungguhnya
kau akan bersama dengan yang kau cintai (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad)
Ketika seseorang
mengucapkan, “Ya Allah, berkat Imam Syafi’i....” sebenarnya ia berkata,”Ya
Allah, sesungguhnya aku mencintai Imam
Syafi’i, seorang yang sangat mencintai-Mu dan juga beribadah kepada-Mu. Ya
Allah, berkat cinta dan prasangka baikku ini, wujudkanlah segala keinginan
baikku...” Inilah keyakinan dan suasana hati setiap orang yang bertawassul
dengan orang lain, meskipun kalimat di atas tidak mereka ucapkan.
Dengan demikian,
setiap orang yang bertawassul dengan orang lain, berarti ia sedang bertawassul
dengan amalnya sendiri, yaitu cinta. Sehingga tidak ada bedanya jika orang yang
ia jadikan sebagai wasilah tersebut masih hidup atau telah meninggal
dunia. Sebab, kematian tidak dapat membatasi cinta seseorang. Cinta kita kepada
para rasul dan kaum shalihin tidak hanya ketika mereka hidup.
Maksud dari
tawassul dengan para nabi dan oarng-orang shalih adalah bahwa mereka sebab dan
perantara dalam mencapai tujuan. Pada
hakikatnya pelaku sebenarnya (yang mengabulkan doa) adalah Allah sebagai
penghargaan kepada mereka (para nabi dan orang shalih). Ibarat pisau tidak
mempunyai kemampuan memotong dari dirinya sendiri karena yang memotong
hakikatnya adalah Allah. Pisau hanya menjadi penyebab menurut kebiasaan (sabab
‘âdy), Allah yang menciptakan memotong melalui pisau tersebut.
Namun kita tentu menggunakan pisau ketika memotong.
Karena itu dalam bertawassul kita harus
melakukan hal-hal berikut :
- Meyakini bahwa yang mendatangkan manfaat dan madlarat hanya Allah semata bukan yang lain.
- Tawassul dilakukan karena mengikuti perintah Allah (al-Mâ`idah :35), mengikuti ajaran Rasulullah SAW, para shahabat, orang-orang shalih, dan wujud dari rasa tawadlu’.
Pembagian
Tawassul Secara Terperinci
Secara terperinci, tawassul dapat dibagi
menjadi :
bersambung...
No comments:
Post a Comment